Multaqa Ulama Aswaja Ujung Kulon Banten, Demokrasi Bertentangan dengan Islam

Sabtu 9 November 2019, bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad saw, Rabiul Awwal, digelar muzdakarah ulama Ujung Kulon bertempat di Majelis Nurul Ihsan di bawah asuhan KH. Tb. Zamakhsyari (Abi Mamak), sekaligus haul almaghfurlloh KH. Nawawi.
Para ulama, kasepuhan, para kiyai dari dari daerah Sumur, suatu wilayah kecamatan yang terletak di pesisir barat saya Pandeglang, yang juga dihadiri oleh para ‘alim ulama dari Lampung, Bogor, Karawang, hingga Maluku Utara.
Abi mamak berpesan kepada para ulama yang hadir yang merupakan murid murid beliau agar ikhlas berjuang meninggikan kalimah Allah. Berikutnya KH Muhyidin, ulama dari Pamijahan, Bogor menyampaikan kalimah ukhuwahnya.
Pada kesempatan itu beliau menjelaskan tentang sesat dan menyesatkannya paham demokrasi dan bahayanya bagi umat Islam dan kehidupan Islam di tengah tengah kaum muslimin. Para ulama sudah semestinya menjadi pelita bagi umat dalam memberikan penjelasan tentang paham dan sistem yang tidak berasal dari Islam agar aqidah dan kehidupan umat terjaga dari upaya musuh musuh Islam dalam melemahkan mereka.
Kyai Mumuh, sapaan akrab KH. Muhyidin juga mengajak para alim ulama untuk bersama sama dalam satu barisan memperjuangkan tegaknya syariat Islam secara kaffah dengan penuh keberanian dan keteguhan dan juga siap mengkaji kitab-kitab karya Al Allamah Syeikh Taqiyyudin An Nabhani sebagai panduan perjuangan dan penguatan pondasi menuju tegaknya Khilafah Ala Minhajin Nubuwwah.
Pada kesempatan berikutnya, KH. Zainudin, ulama muda asal Karawang, dengan mengutip penjelasan-penjelasan dalam kitab kitab para ulama muktabar Ahlus sunnah wal jamaah yang menguatkan wajibnya menegakkan al khilafah sebagai institusi penerapan syariah Islam secara kaffah. Bahwa mereka yang menolak khilafah sebagai syariat Islam atas dasar kesepakatan dipertanyakan keulamaannya dan keahlusunnahannya.
Karena itu, beliau kembali menguatkan komitmen, khususnya kepada kaum santri dan para alim untuk memimpin umat, khususnya di wilayah Selatan Pandeglang. Untuk terus menggelorakan perjuangan demi tegaknya Islam secara kaffah serta membentengi umat dari aqidah dan sistem kuffur. Selain itu, juga untuk memahamkan umat dari upaya upaya makar kaum penjajah melalui kaum munafik antek-antek mereka.[]
Sumber: shautululama.co